Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan
yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan
ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara,
cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya.
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel
tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat
menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif
mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan
penderitanya.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal.
Masalah
kesuburan pada perempuan sering dikaitkan dengan kista. Bahkan, ada
anggapan seseorang yang terkena kista di ovarium (indung telur) akan
sulit hamil. Pendapat itu ternyata tidak sepenuhnya benar karena selain
kista bersifat jinak juga berukuran kecil, dan tidak berpengaruh
terhadap kesuburan. Tetapi, kista bisa berbahaya manakala sudah
berukuran besar. "Kista merupakan neoplasma atau pertumbuhan sel baru
yang liar. Kista bisa dikatakan berisiko jika neoplasmanya ganas dan
bisa mengakibatkan kanker ovarium," kata spesialis kebidanan dan
kandungan dr Indra Anwar kepada Media di Jakarta beberapa waktu lalu.
Tambahnya lagi kista berukuran besar hanya dapat mengganggu kehamilan,
bukan kesuburannya.
Penyebab
terjadinya kista ovarium pada wanita biasanya diakibatkan oleh
peningkatan hormon estrogen. Wanita punya hormon estrogen dan
progesteron. Waktu menjelang menopause, keduanya menurun secara
kuantitas. Tapi jumlah progesteron menurun lebih drastis daripada
estrogen, jadi seolah-olah estrogen naek padahal ngga. Akibatnya
mempengaruhi ke beberapa organ, salah satunya ovarium(indung telur). Di
sana ia merangsang pertumbuhan di luar normal sehingga terbentuklah
kista. Intinya penyebab kista itu salah satunya ketidakseimbangan
hormon.
1. Observasi
Jika
kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama
1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya
setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak
curiga ganas (kanker).
2. Operasi
Jika
kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan
pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya
untuk laparoskopi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4,
sedangkan untuk laparotomi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau
ke-9.
3. Terapi Herbal
Berikut ini beberapa contoh resep/ramuan tumbuhan obat untuk mengatasi kista ovarium menurut Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma:
a. 60
gram temu putih segar + 15 gram sambiloto kering atau 30 gram yang
segar, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya
diminum dua kali sehari, setiap kali minum 150 cc.
b. 30
gram daun dewa segar + 50 gram temu mangga + 5 gram daging buah mahkota
dewa kering, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring,
airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali minum 200 cc.
c. 60
gram benalu yang hidup di pohon teh + 30 gram rumput mutiara atau
rumput lidah ular kembang putih, direbus dengan 800 cc air hingga
tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap
kali minum 200 cc.
Catatan:
rumput lidah ular kembang putih kering dapat dibeli di toko obat
tionghoa dengan nama bai hua she she cao. Untuk perebusan gunakanlah
periuk tanah, panci enamel, atau panci kaca. Pilihlah salah satu resep
di atas, minumlah secara teratur, dan tetap berkonsultasi ke dokter
untuk memantau/ mengevaluasi hasil terapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar