yang subur belum lagi tergarapkan serta terjamah oleh tangan-tangan
manusia.
Maka pada sebuah tebing
yang agak landai, kedua bersaudara itu terpesona melihat keadaan
tebing itu dari kejauhan, setelah mereka saling bertanya maka mereka
pun sepakat untuk singgah sejenak pada tebing yang
landai serta menambatkan perahu mereka pada sebuah
batang kayu yang sangat besar lagi tinggi dan daunnya sangat rindang
pula, dikarenakan waktu Sholat Lohor telah tiba maka kedua bersaudara
itu mengambil air wudhu untuk melaksanakan Sholat Lohor bersama,
mereka ber Sholat diatas sebuah tebing dibawah pohon kayu yang besar
lagi rindang daunnya.
Pada waktu mereka
selesai melaksanakan Sholat Lohor, maka kedua bersaudara itu
beristirahat sejenak serta merebahkan diri di bawah pohon kayu yang
sangat rindang daunnya itu, dan akhirnya merekapun tertidur dengan
nyenyak di tempat tersebut.
Diceritakan bahwa pada
waktu senja barulah kedua bersaudara itu terbangun dari tidurnya, dan
mereka saling bertanya berada dimanakah mereka, serta dengan seketika
itu juga MUHAMMAD YUSUF menyatakan pendiriannya pada kakaknya
KAMALUDDIN, bahwa ia akan membuka hutan belukar di tempat tersebut
untuk dijadikan tempat menetap dan mengembangkan Agama Islam.
Semalam suntuk MUHAMMAD
YUSUF bersama kakaknya KAMALUDDIN membabat hutan
belantara di sekitar tempat mereka tertidur itu, sekaligus mereka
mendirikan pondok untuk tempat berlindung, diceritakan
bahwa pada waktu fajar akan menyingsing pekerjaan mereka rampung dan
mereka melaksanakan Sholat Shubuh di pondok yang baru didirikan itu.
Setelah selesai melaksanakan Sholat Shubuh, maka MUHAMMAD YUSUF
bercerita pada kakaknya KAMALUDDIN bahwa tempat yang baru selesai
mereka buka itu diberinya nama “KUTE - T E D U N A N” yang
artinya ialah TEMPAT BERLINDUNG (sekarang terkenal dengan nama Dusun
ULAK BANDUNG, Marga Penanggiran, Kecamatan Gunung Megang),
sedangkan ULAK BANDUNG artinya ialah DUA BUAH ULAK YANG
TERBANDUNG atau TERBENDUNG yang hingga saat ini masih dapat
dibuktikan kebenarannya.
Setelah MUHAMMAD YUSUF
menguasai sepenuhnya KUTE TEDUNAN maka
oleh gurunya SYEKH ANGKASA IBRAHIM PAPA, MUHAMMAD YUSUF
diberinya gelar JAKA THALIB yang maksudnya PEMUDA YANG GAGAH
PERKASA, jadi nama lengkapnya ialah MUHAMMAD YUSUF
JAKA THALIB, selanjutnya diceritakan bahwa setelah ia memerintah di
KUTE TEDUNAN maka MUHAMMAD YUSUF JAKA THALIB beristerikan seorang
puteri yang berasal dari KUTE MUAHE HENING (sekarang terkenal dengan
nama Muara Enim), yang bernama SITTI MARIYAM anak
tunggal dari seorang Hulu Balang KUTE MUAHE HENING, dan dari
perkawinan itu mereka mendapat seorang anak laki-laki tunggal yang
bernama MUHAMMAD FAQIH.
Pada tahun 1436 M,
MUHAMMAD YUSUF JAKA THALIB meninggal dunia dan ia
digantikan oleh anaknya MUHAMMAD FAQIH RATU ALAM dan ia beristerikan
seorang puteri yang berasal dari Pulau Jawa yang bernama
SA'DIAH, dari perkawinan itu mereka mendapat seorang anak laki-laki
tunggal yang bernama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar