Minggu, 09 September 2012

Sejarah Benakat Sepanjang Zaman 3


yang subur belum lagi tergarapkan serta terjamah oleh tangan-tangan manusia.
Maka pada sebuah tebing yang agak landai, kedua bersaudara itu terpesona melihat keadaan tebing itu dari kejauhan, setelah mereka saling bertanya maka mereka pun sepakat untuk singgah sejenak pada tebing yang landai serta menambatkan perahu mereka pada sebuah batang kayu yang sangat besar lagi tinggi dan daunnya sangat rindang pula, dikarenakan waktu Sholat Lohor telah tiba maka kedua bersaudara itu mengambil air wudhu untuk melaksanakan Sholat Lohor bersama, mereka ber Sholat diatas sebuah tebing dibawah pohon kayu yang besar lagi rindang daunnya.
Pada waktu mereka selesai melaksanakan Sholat Lohor, maka kedua bersaudara itu beristirahat sejenak serta merebahkan diri di bawah pohon kayu yang sangat rindang daunnya itu, dan akhirnya merekapun tertidur dengan nyenyak di tempat tersebut.
Diceritakan bahwa pada waktu senja barulah kedua bersaudara itu terbangun dari tidurnya, dan mereka saling bertanya berada dimanakah mereka, serta dengan seketika itu juga MUHAMMAD YUSUF menyatakan pendiriannya pada kakaknya KAMALUDDIN, bahwa ia akan membuka hutan belukar di tempat tersebut untuk dijadikan tempat menetap dan mengembangkan Agama Islam.
Semalam suntuk MUHAMMAD YUSUF bersama kakaknya KAMALUDDIN membabat hutan belantara di sekitar tempat mereka tertidur itu, sekaligus mereka mendirikan pondok untuk tempat berlindung, diceritakan bahwa pada waktu fajar akan menyingsing pekerjaan mereka rampung dan mereka melaksanakan Sholat Shubuh di pondok yang baru didirikan itu. Setelah selesai melaksanakan Sholat Shubuh, maka MUHAMMAD YUSUF bercerita pada kakaknya KAMALUDDIN bahwa tempat yang baru selesai mereka buka itu diberinya nama “KUTE - T E D U N A N” yang artinya ialah TEMPAT BERLINDUNG (sekarang terkenal dengan nama Dusun ULAK BANDUNG, Marga Penanggiran, Kecamatan Gunung Megang), sedangkan ULAK BANDUNG artinya ialah DUA BUAH ULAK YANG TERBANDUNG atau TERBENDUNG yang hingga saat ini masih dapat dibuktikan kebenarannya.
Setelah MUHAMMAD YUSUF menguasai sepenuhnya KUTE TEDUNAN maka oleh gurunya SYEKH ANGKASA IBRAHIM PAPA, MUHAMMAD YUSUF diberinya gelar JAKA THALIB yang maksudnya PEMUDA YANG GAGAH PERKASA, jadi nama lengkapnya ialah MUHAMMAD YUSUF JAKA THALIB, selanjutnya diceritakan bahwa setelah ia memerintah di KUTE TEDUNAN maka MUHAMMAD YUSUF JAKA THALIB beristerikan seorang puteri yang berasal dari KUTE MUAHE HENING (sekarang terkenal dengan nama Muara Enim), yang bernama SITTI MARIYAM anak tunggal dari seorang Hulu Balang KUTE MUAHE HENING, dan dari perkawinan itu mereka mendapat seorang anak laki-laki tunggal yang bernama MUHAMMAD FAQIH.
Pada tahun 1436 M, MUHAMMAD YUSUF JAKA THALIB meninggal dunia dan ia digantikan oleh anaknya MUHAMMAD FAQIH RATU ALAM dan ia beristerikan seorang puteri yang berasal dari Pulau Jawa yang bernama SA'DIAH, dari perkawinan itu mereka mendapat seorang anak laki-laki tunggal yang bernama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar