Minggu, 09 September 2012

Sejarah Benakat Sepanjang Zaman 2


UNGKAPAN SEJARAH KUTE “NAKAT”

Menurut cerita-cerita yang tersurat dalam KULIT-KULIT KAYU KARAS bahwa pada tahun 1312 M, masuklah ke KUTE MUAHE HENING (sekarang terkenal dengan nama Muara Enim) dua pemuda yang bersaudara, yang pertama bernama KAMALUDDIN dan yang kedua bernama MUHAMMAD YUSUF.
Kedua bersaudara itu berasal dari KUTE JUMBAI (JAMBI), diceritakan bahwa dua bersaudara itu bertemu dengan SYEKH JALALUDDIN yang pada masa itu telah berada di KUTE MUAHE HENING dalam rangka penyebar luasan agama Islam, maka atas persetujuan mereka bersama MUHAMMAD YUSUF diperintahkan oleh SYEKH JALALUDDIN untuk menjumpai SYEKH ANGKASA IBRAHIM PAPA yang pada masa itu telah memerintah di KUTE TANJUNGAN RAMAN, sedangkan KAMALUDDIN tetap menetap bersama SYEKH JALALUDDIN di KUTE MUAHE HENING.
Setelah KAMALUDDIN cukup mendapat didikan dari gurunya SYEKH JALALUDDIN, maka pada tahun 1313 M, KAMALUDDIN diperintahkan oleh SYEKH JALALUDDIN untuk mencari tempat menetap guna penyebaran Agama Islam, maka atas perintah gurunya itu, KAMALUDDIN berangkat mengembara dengan menumpang sebuah perahu seorang diri kehilir Sungai Lematang.
Ketika ia dalam perjalanan mengikuti arus Sungai Lematang yang cukup deras itu, teringatlah KAMALUDDIN dengan adiknya yang sedang menuntut ilmu di bawah asuhan SYEKH ANGKASA IBRAHIM PAPA di KUTE TANJUNGAN RAMAN, diceritakan bahwa pada waktu KAMALUDDIN telah berada didaerah perairan KUTE TANJUNGAN RAMAN, singgahlah ia di KUTE TANJUNGAN RAMAN dan langsung menjumpai adiknya MUHAMMAD YUSUF, seketika itu juga dua bersaudara tersebut datang menghadap SYEKH ANGKASA IBRAHIM PAPA serta menceritakan maksud kedatangan mereka untuk mohon restu agar dapat mengembara dalam rangka mengembangkan serta menyebar luaskan ajaran Agama Islam.
Setelah SYEKH ANGKASA IBRAHIM PAPA mendengar keterangan dua bersaudara tersebut dan mempertimbangkan serta menganggap MUHAMMAD YUSUF cukup mempunyai ilmu, maka MUHAMMAD YUSUF diizinkan oleh SYEKH ANGKASA IBRAHIM PAPA untuk bersama-sama kakaknya yang bernama KAMALUDDIN mengembara mencari suatu tempat menetap guna mengembangkan ajaran Agama Islam.
Segala keperluan dan kebutuhan serta perbekalan mereka mengembara telah disediakan cukup lengkap, maka berangkatlah mereka dua bersaudara itu dengan menumpang sebuah perahu menuju ke hilir Sungai Lematang, meninggalkan KUTE TANJUNGAN RAMAN.
Tiada suatu katapun yang terucapkan, membungkam seribu bahasa selama mereka dalam perjalanan kedua orang bersaudara itu hanya berkata dalam hati sanubari masing-masing, memikirkan sasaran utama yang dituju.
Sementara itu perahu yang mereka tumpangi terus melaju mengikuti derasnya arus Sungai Lematang yang tiada mengenal kasihan serta berliku-liku penuh dengan butiran-butiran sejarah yang belum terungkapkan.
Telah berpuluh-puluh liku-liku Sungai Lematang mereka lalui, tampak di sebelah kiri dan kanan dengan jelas sekali hutan rimba belantara yang menghijau, kayu-kayuan besar berdiri dengan megahnya menandakan bahwa tanahnya

2 komentar:

  1. Itu kan th 1390 tepatnya syeikh jamaludin bin jalaluddin kunyah nya syeikh jalaludin way/sungai seputih apakah alur sungai lematang atau hilir sungai batang hari dsb itu yg penting n persatuan sebab kini kisah jesus bahasa komering kan bahaya

    BalasHapus
  2. Itu kan th 1390 tepatnya syeikh jamaludin bin jalaluddin kunyah nya syeikh jalaludin way/sungai seputih apakah alur sungai lematang atau hilir sungai batang hari dsb itu yg penting n persatuan sebab kini kisah jesus bahasa komering kan bahaya

    BalasHapus